Peran Mahasiswa dalam PEMILUKADA
Oleh: Berly Surya Dharma
Mentri Luar Negeri BEM KM UNAND Periode 2010/2011
Salam Keadilan demi kesejahteraan Mahasiswa dan Masyarakat.
Agent of change, Social Control dan Iron Stock adalah tiga pilar mendasar yang terpatri erat, melekat dan tertanam di dalam jiwa pejuang intelektual yang katanya peroboh rezim yang handal, Penumbang kekuasaan yang zalim dan pengawal pemerintahan yang permanen. Bahkan ada sebuah keyakinan dari masyarakat bahwa “ jangan pernah menyakiti rakyat kalau tidak ingin berhadapan dengan kekuatan mahasiswa”. Dan manusia yang tidak akan habis tergilas zaman itu adalah Mahasiswa.
Kalau kita membaca kembali buku-buku risalah pergerakan mahasiswa, hal di atas adalah benar adanya, mahasiswa dari zaman ke zaman memang memberikan andil yang luar biasa. Kita bisa kilas balik ke zaman Sumpah Pemuda, Peristiwa Malari bahkan terakhir zaman Reformasi yang kesemuanya itu adalah Goresan tangan Kaum intelektual yang bernama Mahasiswa. Di setiap zaman tersebut Mahasiswa lah peran atau tokoh utamanya dengan semangat heroiknya.
Sekarang, di zaman yang masih di bumbui dengan tirani kekuasaan, mahasiswa mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya dengan beberapa peristiwa diatas. Sikap intelektualitas lebih diminta daripada menggebunya semangat gerakan heroic dalam pergerakan yang mengawal roda pemerintahan. Salah satunya dalam mengawal proses Pemilihan Kepala Daerah Langsung atau yang biasa di sebut PILKADAL.
Dalam Pilkada, mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam pengawalan tahapan-tahapan Pilkada. Banyak gerakan yang dapat dilakukan mahasiswa untuk ikut andil dalam pesta demokrasi ini. Diantaranya, membentuk Tim Pemantau Independen (TPI), dimana tim ini merupakan tim yang akan memantau secara langsung jalannya Pilkada mulai dari Tahapan awal sampai Tahap Perhitungan suara.
Hal lain yang dapat dilakukan mahasiswa dengan lembaganya yang biasa disebut Badan Eksekutif Mahasiswa itu adalah aksi-aksi simpatis dan aksi-aksi damai dalam rangka mengkampanyekan PILKADA yang damai, bersih dan pencerdasan pemilih. Hal ini harus dilakukan mahasiswa karena kebanyakan dari masyakat masih buta akan pengetahuan mengenai PILKADA dan tahapannya. Tata cara pencoblosan, dimana mencoblos dan segala sesuatunya mengenai pilkada tidak begitu dimengerti oleh sebagian besar masyarakat kita. Mahasiswa juga harus bisa memahamkan kepada masyarakat akan pentingnya Pilkada dalam memajukan daerah ke depannya. Mengajak masyarakat untuk memilih dalam pilkada dan tidak menjadi golongan putih adalah langkah yang harus dilakukan.
Hal berikutnya yang bisa dilakukan mahasiswa adalah memberikan informasi yang jelas dan benar mengenai calon pemimpin yang akan bertarung pada pemilihan nantinya. Salah satu caranya, dengan mengupas tuntas visi misi calon kepala daerah dengan pakarnya tau dapat mengadakan debat visi misi calon kepala daerah dimana dalam hal ini akan kelihatan seperti apa watak pemimpin dan visi misinya kedepan. Mahasiswa juga bisa menyadarkan masyarakat yang selalu terpengaruh untuk memilih dengan alasan alasan primodial atau lebih memilih pemimpin yang satu suku, satu kampong bukan pemimpin yang membawa kearah yang lebih baik tetapi tentu saja ideology independensi Mahasiswa dalam mencerdaskan Pemilih ini mesti harus dijunjung tinggi.
Mahasiswa juga bisa melakukan usaha usaha pengontrolan pemerintahan kedepannya dengan melakukan deal deal dengan calon kepala daerah dengan menyodorkan kontrak politik kepada calon calon kepala daerah. Harapannya nanti, ketika kepala daerah tersebut terpilih, mereka dapat menjalankan kontrak politik yang disodorkan itu. Kontrak politik berisi hal hal yang harus berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat, mengetaskan masalah kemiskinan, lapangan kerja dan hal hal lain yang muaranya ke masyarakat yang sejahtera. Kontrak politik ini merupakan sebuah tantangan besar untuk calon kepala daerah, dan ini mesti disepakati asalkan dalam koridor wajar dan ini dapat dijadikan bahan pengawalan terhadap pemerintahan nantinya. Follow up dari kontrak politik ini nanti yang akan jadi bahan evaluasi dari kepala daerah terpilih nanti.
Langkah berikutnya adalah membangun kerjasama dengan lembaga lembaga independen lainya dalam pengawasan PILKADA dan mensinergikan gerakan dengan KPUD dalam mensukseskan PILKADA. Hal ini mutlak dilakukan mahasiswa dalam perannya sebagai Social control, Agent Of Change dan Iron Stock yang kita bahas diawal tulisan ini.
Masih banyak langkah konkrit yang bisa dilakukan mahasiswa dan lembaganya, namun tetap saja kesadaran masyarakat akan pentingnya PILKADA juga harus ditingkatkan. Memilih atau tidaknya masyarakat, tetap saja mereka akan dipimpin oleh pemimpin dari hasil pilkada tersebut, tetapi mereka bisa saja dipimpin dengan pemimpin yang baik dan bisa juga dipimpin oleh pemimpin yang buruk, Tetapi dengan ikutnya masyarakat dalam memilih dan tentunya memilih dengan cerdas, Insya-Allah pemimpin yang didapat nantinya adalah pemimpin yang akan membawa daerah menjadi daerah yang lebih baik.
Salam Keadilan demi kesejahteraan Mahasiswa dan Masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar